Lokasi Geografis

109°17'30" - 109°40'30" BT dan 6°52'30" - 7°20'11" LS

Minggu, 22 Maret 2015

TIPS MENGHINDARI BEGAL




Jalanan makin nggak aman! Hampir tiap hari, beragam kasus kriminalitas yang terjadi di jalan seperti nggak pernah absen diberitakan di beberapa media nasional. 
Ngerinya, berdasarkan data yang dikeluarkan Polda Metro Jaya, ada sekitar 904 kasus pencurian dengan kekerasan dan 3.162 kasus curnamor yang terjadi di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi,dan Depok sepanjang tahun 2014 lalu. 
Nah, yang paling baru adalah kasus pembegalan yang kembali ramai menebar teror. Nggak cuma merampas si kuda besi, beberapa di antaranya, kadang melukai bahkan nggak segan untuk membunuh korbannya. Duh!
“Kita jangan bertindak menunggu ancaman, tapi sebaiknya, bertindak sebelum ancaman dengan perencanaan pada setiap perjalanan,” ujar Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Tahu kasus perampasan motor dengan kekerasan kembali marak, Pak Jusri bagi-bagi tips buat kita supaya bisa tetap survive di jalan. Ini dia….

1. TIDAK MELAKUKAN PERJALANAN MALAM HARI
Usahakan untuk nggak melakukan perjalanan malam hari, melewati tempat yang rawan. Begal itu biasanya terjadi malam hari, di atas jam 7.

2. PULANG BERKELOMPOK
Umumnya, para pembegal beraksi menyasar korban yang bepergian seorang diri. Maka dari itu, diusahakan untuk bepergian secara berkelompok, bisa dengan  teman sekolah atau teman kuliah. Pulang dengan teman-teman yang punya jalan pulang searah bisa mengurangi ancaman begal.

3. PILIH RUTE AMAN DAN RAMAI
Kalaupun harus pulang malam, carilah rute yang aman.Nggak masalah kalau jalur itu lebih jauh, dari pada ambil jalur yang lebih cepat tapi nggak aman. Kalau bisa, cari jalan yang banyak penerangan atau banyak dilalui kendaraan.
4. HINDARI BARANG MENARIK
Biasanya, pelaku akan tertari terhadap apa yang kita bawa dan kenakan. Usahakan untuk nggak membawa barang berharga yang mencolok atau memainkan smartphone. Soalnya, sinar yang dihasilkan bisa menarik perhatian pembegal.

5. CARI TEMPAT BERHENTI TERDEKAT
Seandainya kta merasa ada orang-orang yang mencurigakan sedang mengawasi atau mengikuti kendaraan kita, sebisa mungkin cari tempat berhenti terdekat. Bisa warung yang ramai pengunjungnya. Jangan mencoba untuk kabur atau lari, soalnya itu malah akan semakin menarik perhatian dan membuat pembegal malah mengejar kita.

6. PAKAI ATRIBUT LENGKAP
Pembegal cenderung menjatuhkan orang dari pada memberhentikannya. Jadi, mereka lebih sering menendang sepeda motor korban dengan harapan dia akan hilang keseimbangan. Nah, kita diharapkan untuk memperhatikan sekeliling dan melengkapi atribut kendaraan kayak spion standar pabrik. Dengan itu, kita bisa memperhatikan dengan jelas kalau ada gelagat yang mencurigakan.

7. BERHENTI ATAU NGEBUT MENDADAK
Kalau kita melihat gelagat atau pergerakan mencurigakan, usahakan untuk melakukan manufer mendadak, kayak mempercepat atau melambatkan kedaraan secara tiba-tiba. Ini bermaksud untuk mempersulit pembegal mengatur kecepatannya untuk mencegat kita.

8. ALAT PERTAHANAN DIRI
Untuk berjaga-jaga dan kalau sudah benar" kepepet, agan harus siapkan juga alat pertahanan diri, tetapi tidak melanggar hukum, seperti gas air mata (pepper spray), setrum listrik, ataupun kunci stir mobil. Tapi ingat, ini cuman dipakai untuk mempertahankan diri saat kepepet aja ya  

9. NYERAH AJA
Seandainya aja kita terpaksa harus berhadapan dengan si pembegal (amit-amit!), langsung serahkan saja apa yang mereka minta dan jangan melawan. Bahaya, jek!. Melawan atau membela diri membuat pembegal panik dan akan membuat mereka melakukan tindakan di luar perkiraan. Tapi jangan lupa juga untuk memperhatikan tanda-tanda si pembegal, kayak ciri fisik, merek motor, sampai ciri motornya.





Jumat, 20 Maret 2015

Kenapa Berpergian Menggunakan Kereta Api itu Enak




Kalo kamu anak perantauan, pulang ke kampung halaman adalah salah satu hal yang perlu dilakukan saat liburan panjang,. Apalagi kalau di sana masih ada orangtua atau anggota keluarga yang lain seperti, kakak, adik, kakek, nenek, paman maupun bibi. Buat kamu yang tinggal di Pulau Jawa maupun Sumatera, kita mengenal transportasi menggunakan Kereta Api. Bagi yang belum tahu, Kereta Api merupakan salah satu alat transportasi yang sangat direkomendasikan banget loh.Ya beginilah kurang-lebih alasannya..


Cepat

Ya kalau dibandingkan dengan pesawat, kereta api memang kalah cepat. Tapi kalau dibandingkan dengan mobil, bis, maupun motor, kereta api jauh lebih cepat loh! Karena selain memang laju kereta yang cepat, kereta api juga gak perlu macet-macetan atau disela kereta lain, karena kereta api jalan direlnya sendiri. Meskipun kadang-kadang harus ngantri bareng kereta lain, tapi dijamin gak lama kok.

Aman dan Nyaman

Kecelakaan bis? Sering. Kecelakaan mobil? Sering. Kecelakaan motor? Sering juga. Pesawat? Beberapa kali Indonesia pernah mengalami kecelakaan pesawat. Kalau Kereta Api? Rasanya jarang banget. Angka kecelakaan yang dialami kereta api ini sedikit, sehingga menunjukan kalau kereta api adalah sarana transportasi yang aman. Selain itu tiket yang dibeli sudah termasuk asurasi loh, jadi kamu gak perlu kuatir.
Angka kejahatan dalam kereta api juga banyak banget berkurang loh, semenjak diterapkan sistem yang baru, dimana para penumpang harus membeli tiket, supaya dapet kursi. Jadi, terhindar dari kejahatan dan semua penumpang bisa duduk. Kalau berdesak-desakan kan, jadi rawan kejahatan dan gak menikmati perjalanannya.

Pemandangan yang Hijau 

Warna hijau itu bagus loh untuk kesehatan mata dan jiwa. Sepanjang perjalanan, kamu bisa melihat pemandangan alam seperti sawah, pepohonan, sungai, dan tak jarang juga aktifitas warga yang tinggal di dekat jalur kereta api. Jadi kamu gak bosen deh cuman liat jalan aja, apalagi kalo macet.

Murah

Dengan fasilitas yang baik dan waktu tempuh yang cepat, harga tiket kereta api tergolong murah. Belum lagi diskon yang diberikan karena promo, dan  diskon-diskon khusus yang diberikan bagi golongan-golongan tertentu, seperti veteran, lansia, wartawan, dan lain-lain.
Wah, kereta api bisa jadi pilihan transportasi yang pas banget nih buat kamu :D

Kamis, 12 Maret 2015

NASI GROMBYANG MAKANAN KHAS KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH

A.    Sejarah Nasi Grombyang Pemalang
Makanan khas daerah kabupaten Pemalang ini yang mirip dengan soto dan rawon namanya grombyang, kenapa disebut grombyang? karena penyajian dari makanan popular di daerah pemalang ber-grombyang-grombyang, airnya yang lebih banyak daripada isinya yang berkesang berenang dan bergrombyang-grombyang (bergoyang-goyang) inilah yang disebut dengan grombyang Pemalang.
B.     Sekilas Tentang Nasi Grombyang Khas Pemalang
Berkunjung ke Pemalang wajib hukumnya untuk berwisata kuliner grombyang khas pemalang ini, rasanya yang segar gurih sedap membuat lidah ini dimanjakan apalagi bila disantap hangat-hangat rasanya begitu “iccikiwiiirrrr”. Isi dari nasi grombyang ini tentunya terdiri dari nasi, irisan daging kerbau dan kuah, disajikan dalam mangkuk kecil dan dilengkapi dengan sate kerbau.
Tidak diketahui dengan pasti kapan makanan khas ini mulai diciptakan. Namun menurut penuturan para orang tua di Pemalang, makanan khas nasi grombyang sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada waktu itu penjual nasi grombyang menjual dagangannya secara tidak menetap, tetapi berkeliling kampung. Penjual nasi grombyang di Pemalang banyak sekali terdapat di pojok alun – alun, pinggir jalan, sekitar terminal, dll
Sayangnya untuk makanan khas grombyang ini tidak bias dinikmati oleh semua kalangan, harganya yang berkisar 10rb-15rb hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah keatas. Naming dengan harga yang sedemikian saya yakin lidah anda akan terpuaskan oleh rasa dari nasi grombyang tersebut. Jadi jangan lupa jika berkesepatan berkunjung ke Pemalang wajib berwisata kuliner khas Pemalang.

C.     Cara Membuat Nasi Grombyang Pemalang
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
500 gram daging sandung lamur
400 gram iga sapi
2.500 ml air
2 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
2 lembar daun salam
4 sendok teh garam
4 sendok teh gula merah sisir
1 batang daun bawang, diiris halus
4 sendok makan minyak untuk menumis
4 sendok makan bawang merah goreng untuk taburan

Bumbu Halus:
1 1/2 sendok teh ketumbar
1/2 sendok teh merica
7 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 buah kluwek, diseduh
50 gram kelapa parut, disangrai
1 cm jahe
2 cm kunyit, dibakar

Bahan Sambal Cabai Rawit:
15 buah cabai rawit merah
2 siung bawang putih
1/8 sendok teh garam 
Cara Pengolahan :
  1. Rebus daging, iga sapi, air, serai, dan daun salam sampai empuk. Angkat dan ukur 2.000 ml air kaldunya. Potong-potong daging dan iga sapi. Didihkan lagi..     Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum. 
  2. Tuang ke rebusan daging. Masukkan garam dan gula merah. Masak sampai matang. Tambahkan daun bawang. Aduk rata.
  3. Sambal cabai rawit: rebus cabai rawit merah dan bawang putih sampai layu. Angkat dan tiriskan. Tambahkan garam. Haluskan.
  4. Sajikan dengan sambal cabai rawit dan taburan bawang merah goreng. (http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/6919/grombyang-pemalang)

Senin, 09 Maret 2015

Sejarah Pemalang

Masa prasejarah

Keberadaan manusia pada masa prasejarah di Pemalang dapat dibuktikan dengan berbagai temuan arkeologis. Di Kabupaten Pemalang bagian barat ditemukan situs-situs megalitik,sedangkan sebuah nekara perunggu ditemukan di Desa Kabunan. Bukti arkeologis adanya unsur kebudayaan Hindu-Buddha di Pemalang antara lain ditemukannya patung Ganesha, lingga, kuburan, ambang pintu, dan batu nisan di Desa Lawangrejo dan Desa Banyumudal.Selain itu, ada pula bukti arkeologis unsur kebudayaan Islam berupa makam-makam para penyebar agama, antara lain Syeikh Maulana Maghribi di Kawedanan Comal, Rohidin, dan Sayyid Ngali Murtala yaitu salah seorang kerabat Sunan Ngampel

Pra Mataram

Eksistensi Pemalang telah disebutkan dalam Bujangga Manik, sebuah naskah kuno berbahasa Sunda yang diperkirakan ditulis pada akhir abad XV. Pada abad XVI, catatan Rijkloff van Goens dan data buku W. Fruin Mees menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja.Dalam perkembangan kemudian, Panembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak dari Mataram menaklukkan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.
Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua kawasan tersebut.
Populasi penduduk sebagai pemukiman di pedesaan yang telah teratur muncul pada periode abad awal Masehi hingga abad XIV dan XV, dan kemudian berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu daerah pantai sekitar Pemalang dan Comal telah menjadi tempat persinggahan dalam perjalanan antara Demak dan Cirebon.Terdapat babad yang menceritakan bahwa Pangeran Benawa, Sultan Pajang yang ketiga (1586-1587), setelah tersingkir dari tahtanya lalu pergi membuka daerah pemukiman baru di sekitar wilayah Pemalang, dan menetap di sana hingga wafatnya.Berdasarkan kepercayaan penduduk setempat, Pangeran Benawa dimakamkan di pemakaman kuno di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Pemalang.

Kadipaten bawahan Mataram

Sejak sekitar 1622-1623, wilayah Pemalang sudah menjadi apanase (daerah kekuasaan) Pangeran Purbaya dari Mataram, yang mana seorang Kyai Lurah mewakilinya sebagai pelaksana pemerintahan setempat (stads houder).
Seorang tokoh bernama Raden Maoneng diyakini masyarakat Pemalang sebagai salah seorang leluhur mereka.Makamnya di Dukuh Maoneng, Desa Bojongbata, di pinggir Kecamatan Pemalang sebelah selatan banyak dikunjungi peziarah.Beberapa sumber menyebutkan adanya tokoh bernama Tumenggung Mangun-Oneng, yaitu seorang panglima perang Sultan Agung yang memimpin pasukan Mataram dalam penaklukkan Surabaya pada tahun 1625.
Di masa Sunan Amangkurat I memerintah Mataram (1645-1677), Pemalang sudah berkembang menjadi salah satu dari kota-kota niaga maritim di pesisir utara Jawa, yang diatur dan diawasi dengan ketat oleh Mataram.Catatan Belanda menyebutkan bahwa Mataram mengangkat para adipati (stedehouders) dan syahbandar (sabandars of te tolmeesters) di kota-kota tersebut, serta memiliki dua pejabat tinggi (commissarissens) pengawas pesisir khusus untuk memastikan monopoli Mataram atas kegiatan perdagangan mereka.
Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.

Masa Perang Diponegoro

Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823-1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.
Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825 -1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.
Pada tahun 1832 Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.

Masa kolonial Belanda dan seterusnya

Pada tahun 1918, di Pemalang berdiri organisasi pergerakan wanita Wanito Susilo, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Kabupaten Pemalang mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Sejak tahun 1948, Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang berkedudukan di Pemalang.

Hari jadi dan sesanti

Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.
Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah. Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti harfiah : kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.
Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751.